Minggu, 03 Januari 2010

Mencegah dan Mengatasi Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat dan Tumbuhan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi biasanya tidak menunjukan gejala yang khas, seringkali seseorang baru mengetahui terkena hipertensi ketika melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter untuk urusan pekerjaan atau karena keluhan penyakit lain. Pada hipertensi terjadi tekanan darah yang berlebihan terhadap dinding arteri. Apabila kondisi ini berjalan terus akan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dan kekurangan aliran darah ke jaringan tubuh. Selanjutnya kondisi demikian dapat mengakibatkan kerusakan jaringan jantung, ginjal, otak, dan mata. Penderita hipertensi mempunyai risiko yang lebih besar terkena stroke akibat pecahnya arteri kecil di dalam otak. Penyakit ini kira-kira menyerang 1 dari 10 orang dewasa dalam hidupnya.Hipertensi diketahui berhubungan dengan beberapa penyakit, termasuk arteriosklerosis, aterosklerosis (penyempitan arteri), gangguan ginjal kronik, gangguan kelenjar endokrin, kencing manis, dan hiperlipidemia (kolesterol tinggi).Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila nilai tekanan darah sistoliknya di atas 140 mm Hg dan diastoliknya di atas 90 mm Hg.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

  1. Hipertensi esensial : yaitu hipertensi yang tidak diketahui pasti penyebabnya, sekitar 90-95% penderita hipertensi masuk dalam kategori ini.
  2. Hipertensi sekunder : yaitu hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 5-10% penderita hipertensi masuk dalam kategori ini. Hipertensi sekunder antara lain disebabkan oleh penyakit pembuluh darah ginjal, akibat pemakaian obat, kelainan endokrin, dan lain-lain.

Faktor-faktor risiko yang memicu hipertensi menjadi lebih berat antara lain :
- diet banyak mengandung lemak jenuh, kolesterol tinggi
- garam berlebihan dan makanan yang diasinkan
- makanan yang diawetkan
- rokok, kopi, dan minuman beralkohol,
- makanan yang bersifat panas seperti daging kambing dan durian stres
- obesitas (kegemukan)
- kehidupan sedentary (kurang bergerak)
- riwayat keluarga, dan usia.

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah adalah genetik/riwayat keluarga dan usia, sedangkan faktor lainnya dapat dirubah.

Hipertensi jarang menunjukan gejala sebelum adanya perubahan pembuluh darah di jantung, otak, dan ginjal. Tetapi, penderita hipertensi umumnya mengalami gejala-gejala seperti : sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, perasaan berputar serasa ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat, telinga berdenging, dan lain-lain. Secara extrem tekanan darah tinggi dapat merusak bagian dalam dari arteri yang kecil, kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan stroke (jika pembekuan darah terjadi di otak), serangan jantung (jika terjadi pada jantung), kebutaan (jika terjadi pada retina mata), dan gagal ginjal (jka pembekuan darah terjadi di ginjal).

Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan oleh penderita hipertensi agar tidak kambuh dan bertambah berat yaitu melalui pengontrolan pola atau gaya hidup, seperti :
- diet rendah lemak, diet rendah garam
- berhenti merokok dan minuman alkohol
- kurangi atau berhenti minum kopi
- hindari mengkonsumsi daging kambing, dan buah durian
- Hidup dengan tenang dan santai, hindari stress
- olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh
- menurunkan berat badan bagai penderita obesitas,
dan lain-lain.

Konsumsi makanan yang mengandung mineral kalium, kalsium, dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah seperti buah pisang, belimbing, jamur kuping hitam, bawang bombay, bawang putih, ketimun, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar